Dosen UNS Bicara Soal Wisata Virtual Lasem Dalam Tatanan Kenormalan Baru

UNS – Lasem yang terletak di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah memang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk melancong. Berbeda dengan Bali ataupun Bunaken, Lasem punya keunikan yang terletak pada bangunan heritage dan rumah produksi batik yang telah mengakar kuat selain batik Solo, Yogyakarta, maupun Pekalongan.

Lansekap Kota Lasem terbentuk oleh permukiman Tionghoa di pesisir Utara Jawa. Pada Abad ke-18 terkenal sebagai sebagai kota Bandar Candu yang penting pada masa kolonial. Berkembang sebagai kawasan perdagangan yang hari ini masih hidup dengan geliat industri batik Lasem.

Sebanyak 240 bangunan pusaka di pecinan Lasem bergaya mix indische kolonial sebagai bangunan rumah tinggal dan tempat produksi batik diantaranya telah dialihfungsikan sebagai tempat penginapan, rumah butik, museum, coffee shop, rumah makan, membuat wisatawan yang berkunjung ke Lasem mendapatkan kesan yang berbeda.

Namun, karena ketidakpastian situasi akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), wisata Lasem menjadi redup. Tak banyak lagi wisatawan yang berkunjung untuk membeli batik maupun menginap di sana.

Melihat redupnya denyut pariwisata Lasem, Kepala Laboratorium Urban-Rural Design and Conservation (URDC Labo) Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Eng. Kusumaningdyah, mengusulkan adanya wisata virtual di kawasan bersejarah tersebut.

“Dalam kondisi pandemi dan menjelang tatanan kenormalan baru, maka berimbas terhadap pariwisata di Lasem untuk mengapresiasi banyaknya bangunan heritage di sana. Bisa dilakukan dengan program virtual tour. Yang bisa diadakan oleh komunitas setempat yang konsen terhadap isu bangunan pusaka maupun biro perjalanan wisata,” ujar Dr. Eng. Kusumaningdyah kala menjadi salah satu pembicara bersama Rudi Siswanto dari Rumah Batik Kidang Mas Lasem dalam webinar #BerbagiCerita Rentang Lasem: Cerita Lanskap Kota dan Siasat Rumah Batik dalam Tantangan Kenormalan Baru.

Dalam webinar yang digelar oleh National Geographic Indonesia, @kesengsemlasem, dan @ideaonline, Dr. Eng. Kusumaningdyah mengatakan apabila wisata virtual di Lasem dapat dikemas dengan membuat simulasi yang detail terhadap lokasi, baik dalam bentuk video/susunan foto.

Agar wisata virtual Lasem dapat menarik minat wisatawan dan memberikan kesan yang nyata, Dr. Eng. Kusumaningdyah juga mengatakan perlu adanya elemen multimedia, seperti suara dan teks selama wisata virtual berlangsung.

“Hal inilah yang membuat virtual tour dapat digunakan sebagai alat tele-tourism. Yang menarik adalah menjual pengalaman rasa yang menghadirkan kelokalannya. Maka perlu konsep yang matang untuk mengemas virtual tour beserta menghadirkan testimoni orang lokal,” lanjutnya.

Wisata virtual yang diusulkan Dr. Eng. Kusumaningdyah tersebut tentunya dapat membantu para pelaku ekonomi di Lasem untuk edukasi arsitektural bangunan pusaka di pecinan Lasem yang sangat khas serta dapat mempromosikan usaha yang mengandalkan produksi batik, kuliner, dan oleh-oleh lainnya.

Sejumlah keuntungan pastinya dapat dirasakan oleh wisatawan dengan mengakses wisata virtual. Diantaranya adalah hemat biaya karena wisatawan tidak perlu berkunjung ke lokasi, dapat diakses dimana saja, dapat disesuaikan dengan waktu wisatawan, dan pastinya memberikan kesan yang berbeda dan tak terlupakan bagi wisatawan.

Dengan dipandu oleh Mahandis Yoanata Thamrin yang merupakan Managing Editor National Geographic Indonesia dan Akhmad Juanda yang merupakan Managing Editor IDEA, Dr. Eng. Kusumaningdyah memberikan alasannya mengapa Lasem memiliki lansekap kota bersejarah sebagai kluster permukiman pecinan yang bersejarah dan sangat ikonik.

“Kota Lasem tidak hanya Candu tapi Batik juga bergeliat. Bisa dilihat di daerah Babakan dan kemudian tumbuh permukiman Pecinan di sana. Selain itu, emergence of modern small town bisa dilihat dari adanya post office, sugar factory, dan Dutch military yang berada di sekitaran Pecinan Lasem,” pungkasnya. Humas UNS/Yefta.

Dokumentasi Video : https://www.instagram.com/tv/CBUxe1ygfCe/?igshid=b7akv9w9n0gx

Sumber : https://uns.ac.id/id/covid-19/dosen-uns-bicara-soal-wisata-virtual-lasem-dalam-tatanan-kenormalan-baru.html

Leave a Reply