UNS — Hampir satu setengah tahun Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Selain berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi saat ini, virus yang muncul di Wuhan, Tiongkok itu juga berpotensi memiliki dampak pada lini arsitektur di masa mendatang. Berkaitan dengan hal itu, Prodi S-2 Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kuliah tamu secara daring melalui platform Zoom Cloud Meeting.
Dalam kuliah tamu bertajuk “Potensi Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Arsitektur di Masa Mendatang Tinjauan Sosiologis”, Prodi S-2 Arsitektur mengundang Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam B. Prasodjo. Sosiolog yang namanya sangat populer tersebut memberikan paparannya dari sudut pandang sosiologi.
Pada awal paparan, Imam memberikan pengantar seputar arsitektur yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Produk-produk hasil arsitektur dapat dipahami melalui konteks zaman dan lingkungan yang ada.
“Ekspresi seorang arsitek jelas sekali sangat dipengaruhi oleh zamannya, lingkungannya, tatanan nilai di lingkungannya. Sangat sulit memahami bagaimana makna sebuah arsitektur tanpa mengetahui konteks arsitek pembuatnya,” ujar Imam pada Senin (21/6/2021).
Konteks Covid-19 juga salah satu hal yang dapat mempengaruhi produk arsitektur di masa mendatang. Kebijakan di rumah saja dan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat juga berimplikasi pada desain-desain rumah di masa mendatang.
Salah satu contoh yakni anjuran untuk menjaga jarak. Dengan adanya jaga jarak tersebut, memungkinkan ruang-ruang publik diperlebar. Hal itu juga dapat berdampak pada kemungkinan tren ruang rapat tertutup bergeser menjadi ruangan terbuka sehingga sirkulasi udara lancar.
Anjuran untuk mencuci tangan dengan sabun juga sangat mempengaruhi desain ruang-ruang publik. Jika dulu wastafel adalah barang yang hanya bisa ditemukan di restoran atau warung makan, kini hampir setiap lantai di gedung menyediakan wastafel untuk keperluan cuci tangan.
Jika ditelisik lebih jauh, dampak Covid-19 ke ruang publik dapat berpotensi menggeser kebijakan-kebijakan di sejumlah sektor. Sektor-sektor tersebut di antaranya pariwisata, perkantoran, transportasi publik, konsumsi energi, dan perdagangan retail. Tidak menutup kemungkinan juga potensi yang ditimbulkan lebih meluas.
Pengaruh Covid-19 terhadap arsitektur di masa depan lebih kompleks dengan adanya faktor teknologi yang menjadi basis hidup masa kini. Menurut Imam, percampuran antara teknologi dan dampak Covid-19 harus disikapi dengan baik supaya arsitektur masa depan tidak hanya mempertimbangkan human well-being, tetapi juga ecosystem well-being.
“Inilah tantangan ke depan. Seorang arsitek berada di dalam zaman yang berubah, tidak hanya teknologi yang mendorong perubahan tapi juga virus covid yang mendorong orang untuk melakukan pola dan cara baru dalam berinteraksi. Hal ini harus dibahas secara serius teman-teman di Prodi Arsitektur,” pungkasnya. Humas UNS
Reporter: Ida Fitriyah
Editor: Dwi Hastuti
https://uns.ac.id/id/covid-19/bahas-potensi-dampak-covid-19-terhadap-arsitektur-prodi-s-2-arsitektur-uns-undang-sosiolog-ui.html