UNS — Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kian mematangkan persiapan pembukaan Prodi Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr). Hal ini didukung dengan upaya Prodi Arsitektur UNS yang menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bersama Wakil Ketua Badan Pendidikan Pengurus Nasional Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ar. Suwardana Winata, IAI. Kegiatan FGD berlangsung secara daring dengan dihadiri kurang lebih 50 partisipan.
Dr. Untung Cahyono selaku Kepala Prodi Arsitektur FT UNS menyampaikan bahwa pembukaan PPAr ini mendapat kesempatan yang bagus karena UNS telah berstatus PTNBH.
“Usulannya sudah kita sampaikan ke dekan dan rektor. Alhamdulillah kita juga mendapat hibah pendanaan untuk pembukaan PPAr ini. Cuma memang kita diminta untuk segera mengajukan proposal. Pembukaan PPArs ini sebetulnya kesempatan yang sangat bagus karena UNS sudah menjadi PTNBH. Artinya izin untuk pembukaan program studi baru ini tidak diajukan ke dikti, tetapi langsung di internal UNS,” tutur Dr. Untung, Senin (28/6/2021).
Berdasarkan pemaparan Ar. Suwardana, pendidikan arsitektur menjadi titik hulu seorang calon arsitek untuk menjadi arsitek. Di Indonesia, salah satu jalur pendidikan arsitektur ditempuh oleh mahasiswa dalam waktu 5 tahun dengan rincian program S-1 Arsitektur selama 4 tahun dilanjutkan dengan PPAr selama 1 tahun. Setelah lulus akan dilakukan magang diluar program kampus selama minimal 4.000 jam. Hal tersebut berdasarkan keputusan IAI untuk menciptakan kualitas magang yang terstruktur dan komprehensif. Baru setelah magang akan melakukan ujian bagi para calon arsitek.
Dari penjelasan Ar. Suwardana, IAI juga membolehkan pelaksanaan magang dibagi menjadi dua periode mengingat terdapat beberapa daerah mengeluhkan mahasiswa menunda mengikuti magang karena harus mengumpulkan biaya. Nantinya, proyek yang dijalankan selama magang merupakan proyek nyata yang sudah terbangun. Proyek magang bukan merupakan infrastruktur dengan luas bangunan minimum 200 meter persegi dan bertingkat. Proyek pun dapat berasal dari mentor maupun pemagang. Mentor magang dapat berasal dari daerah yang berbeda dengan pemagang dan diperkenankan mempunyai pendamping dari profesi berbeda.
“Di magang inilah diharapkan calon arsitek ini menjadi mature, menjadi dewasa, dan bisa bertanggung jawab. Kadang-kadang levelnya sampai bahkan sampai mempraktikkan,” tutur Ar. Suwardana.
IAI memberikan keleluasaan dalam hal kurikulum bagi perguruan tinggi yang akan membuka PPAr dengan tetap memperhatikan ketentuan serta kompleksitas proyek magang yang dijalankan.
“Yang kami jaga Cuma 2 hal. Satu, bahwa studio itu harus proyeknya sebisa-bisanya nyata. Kemudian paling tidak ada nilai kompleksitas yang bisa diuji karena next-nya mahasiswa harus berlatih agar ujian arsiteknya bisa lewat,” jelas Ar. Suwardana. Humas UNS
Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti
Source: https://uns.ac.id/id/uns-update/persiapan-pembukaan-ppar-prodi-arsitektur-uns-gelar-fgd-bersama-iai.html